Adakah manusia yang diciptakan hanya untuk menjadi pengikut waktu? Berjalan searah dengan kemana roda waktu membawanya. Bergulir bersama dengan roda yang tak kenal berbagi.
Adakah manusia yang diciptakan hanya untuk menjadi pengikut waktu? Yang tak pernah bermimpi untuk melakukan sesuatu setelah atau bahkan sebelum wakut mendahuluinya. Yang tak pernah memiliki inisiatif untuk menjadi lebih daripada waktu menempanya.
"Is It ME?"
I hope it isn't
But unfortunately
HALF of TIME FOLLOWER's characteristic is
ME
I hope it isn't
But unfortunately
HALF of TIME FOLLOWER's characteristic is
ME
Ada beberapa orang yang mengetahui caranya bermimpi, tapi tidak pernah tahu caranya mengembangkan mimpinya tersebut. Yang ia tahu hanya berusaha, tapi berusaha sampai mana? Dan usaha seperti apa lagi?
Saya adalah satu di antara orang-orang tersebut.
Tak memiliki arah.
Pengikut waktu.
Saya mencoba mengikuti waktu. Beberapa alasan ;
Saya takut kecewa, saya takut gagal, saya takut sakit, saya takut menjadi tak berguna, saya takut tak bisa menjadi apa pun, dan karena saya takut.
Jadi saya tidak pernah memikirkan cara untuk mencapai target saya. Saya hanya terfokus pada target saya. SATU target, dan saya tahu Tuhan beserta saya untuk mencapai target saya tersebut. Jadi saya tidak menyusun seribu perahu untuk mengantar saya jika saya bisa berenang dan mungkin bisa saja suatu hari akan sampai pada titik target saya itu.
Tetapi lalu setelah saya berpikir lagi, apa mereka yang merencanakan itu selalu sukses? Apa mereka yang menyusun tabel demi tabel kehidupan itu akan sukses? Mungkin YA. Tapi apakah saya berada di salah satu kemungkinan "YA" tersebut?
Suatu hari nanti semua ketidakpastian akan berakhir.
Entah kapan.
Ikuti saja waktu.
PLUS PLUS,
Tessie Setiabudi, M.A, MBA.
Salah satu pembicara dalam sebuah seminar Training for Excelence berkata
"Fokuskan target anda kemudian loncatlah. Tidak perlu pedulikan berapa kali anda butuh meloncat atau bagaimana anda meloncat? Loncatlah secepat dan sejauh yang anda bisa sebelum waktu anda habis hanya untuk berpikir"
Saya adalah satu di antara orang-orang tersebut.
Tak memiliki arah.
Pengikut waktu.
Saya mencoba mengikuti waktu. Beberapa alasan ;
Saya takut kecewa, saya takut gagal, saya takut sakit, saya takut menjadi tak berguna, saya takut tak bisa menjadi apa pun, dan karena saya takut.
Jadi saya tidak pernah memikirkan cara untuk mencapai target saya. Saya hanya terfokus pada target saya. SATU target, dan saya tahu Tuhan beserta saya untuk mencapai target saya tersebut. Jadi saya tidak menyusun seribu perahu untuk mengantar saya jika saya bisa berenang dan mungkin bisa saja suatu hari akan sampai pada titik target saya itu.
Tetapi lalu setelah saya berpikir lagi, apa mereka yang merencanakan itu selalu sukses? Apa mereka yang menyusun tabel demi tabel kehidupan itu akan sukses? Mungkin YA. Tapi apakah saya berada di salah satu kemungkinan "YA" tersebut?
Lalu saya kembali kehilangan arah.
Haruskah berjalan tanpa rencana, atau HARUS ADA rencana?
Hidup terasa melelahkan. Bahkan menimbang-nimbang pun seakan tidak cukup layak untuk menemukan kepastian. Hanya satu yang saya yakin PASTI.Haruskah berjalan tanpa rencana, atau HARUS ADA rencana?
Suatu hari nanti semua ketidakpastian akan berakhir.
Entah kapan.
Ikuti saja waktu.
PLUS PLUS,
Tessie Setiabudi, M.A, MBA.
Salah satu pembicara dalam sebuah seminar Training for Excelence berkata
"Fokuskan target anda kemudian loncatlah. Tidak perlu pedulikan berapa kali anda butuh meloncat atau bagaimana anda meloncat? Loncatlah secepat dan sejauh yang anda bisa sebelum waktu anda habis hanya untuk berpikir"
"Tetap berkarya dan jangan lengah"
Share it :
Look, there's no quotes said "PLAN YOUR SUCCESS". So, am I right ?
Still wondering anyway ;)
Still wondering anyway ;)
0 komentar:
Posting Komentar